Minggu, 18 Januari 2015

Madzhab Aswaja Dalam Ilmu Tauhid

Di dalam mempelajari Ilmu Tauhid madzhab Ahlussunnah wal Jama’ah menggunakan dalil naqli dan ‘aqli. Dalil
naqli ialah dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah, sedangkan dalil aqli ialah dalil yang berdasarkan akal atau rasio manusia.

Sebagaimana diungkapkan di atas bahwa madzhab Mu’tazilah mengutamakan dalil akal daripada dalil Al-qur’an dan Assunnah. Mereka berani menafsirkan Al-Qur’an menurut akal mereka, sehingga ayat-ayat Al-qur’an disesuaikan dengan akal mereka. Apabila ada hadits yang bertentangan dengan akal, mereka meninggalkan hadits dan mereka berpegang kepada akal pikirannya. Ini merupakan suatu these (aksi) yang akhirnya menimbulkan antithesa (reaksi) yang disebut golongan Ahlul Atsar(أهل الأثار) Cara berpikir Ahlul Atsar kebalikan dari cara berpikir golongan Mu’tazilah. 

Sejarah dan Madzhab Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) (أهل السنة والجماعة)



Ahlussunnah wal Jama’ah merupakan akumulasi pemikiran keagamaan dalam berbagai bidang yang dihasilkan para ulama untuk menjawab persoalan yang muncul pada zaman tertentu. Karenanya, proses terbentuknya Ahlussunnah wal Jama’ah sebagai suatu faham atau madzhab membutuhkan jangka waktu yang panjang. Seperti diketahui, pemikiran keagamaan dalam berbagai bidang, seperti ilmu tauhid, fiqih, atau tasawwuf terbentuk tidak dalam satu masa, tetapi muncul bertahap dan dalam waktu yang berbeda.

MWC NU Kec Kertasari

Kepengurusan MWC NU Kec Kertasari lahir dari kecintaan para ulama serta kepedulian mereka terhadap masa depan ummat.